Powered By Blogger

Rabu, 26 September 2012

Pertemuan BKSN ke-4

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan:

PERTEMUAN IV 

YESUS MENGUBAH AIR MENJADI ANGGUR 

(Yohanes 2:1-11)


Nyanyian Pembuka (fakultatif)PembukaP : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar Singkat
Pemandu menyampaikan pengantar singkat mengenai Teks yang akan dibaca dan direnungkan. Bisa juga ditambahkan 
Pernyataan Tobat, tetapitidak harus.
Doa Pembuka
P : Marilah kita berdoa bersama-sama
U : Allah, Bapa kami, sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan kehidupan kami. Saat ini kami akan membaca dan merenungkan sabda-Mu. Bersabdalah, ya Tuhan, kami mendengarkan. Bukalah telinga kami supaya dapat mendengarkan sabda-Mu, penuhilah hati kami dengan firman-Mu. Bersihkanlah budi kami dari pikiran-pikiran yang mengacaukan dan sucikanlah hati kami dari keinginan yang menyesatkan. Semoga, kami dapat mendengarkan, mengerti, meresapkan, dan melaksanakan sabda-Mu sehingga hidup kami Kau perbarui. Demi Kristus, Tuhan kami. 
Amin.
 
Lectio (Membaca) - Yohanes 2:1-11
Teks Kitab Suci dibaca: bisa oleh pemanduatau petugas yang dituntuk, bisa bersama-sama, bisa bergantian ayat per ayat. 
Sangat diharapkan agar teks dibaca berulang-ulang, minimal 3x supaya umat dapatmeresapkan dan memahami sabda Tuhan.Pemandu dapat menyampaikan penjelasan singkat:
Peristiwa ini terjadi di Kana yang di Gelilea. Pada waktu itu, Yesus sudah meninggalkan Nazaret dan menetap di Kapernaum. “Ia meninggalkan Nazaret dan menetap di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali” (Mat 4:13). Mengingat bahwa Ibu Yesus ada di sana (ay. 1),sementara Yesus juga diundang ke pesta itu (ay. 2), tampaknya yang empunya pesta mempunyai hubungan erat dengan keluarga Yesus. Begitu eratnya sehingga Yesus, yang waktu itu tidak berada di rumah, merasaperlu untuk datang ke perkawinan tersebut.Dalam Injil Yohanes, Bunda Yesus memang tidak pernah disebut dengan namanya. Ia selalu disebut dengan „Ibu Yesus‟ (Yoh 2:1.3.5.12; 19:25).
Cara penyebutan ini merupakan sebuah kebiasaan di kalangan orang Timur

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan Tengah yang menjadi gelar penghormatan untuk memuji seorang ibu yangmemiliki anak. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan para tamu yang hadir lebih banyak daripada yang diharapkan sehingga tuan rumah kehabisan anggur. Artinya, keluarga yang punya hajat ini kemungkinan keluarga terpandang dan mempunyai banyak relasi sehingga tamunya banyak. Meski Yesus memprioritaskan misinya untuk orang-orang miskin dan kecil, namun Yesus tidak anti orang yang besar dan kaya. Dalam pesta seperti itu tuan rumah pertama-tama menyajikan anggur yang baik. 
Kalau anggur yang baik sudah habis, baru disajikan anggur yang kurang baik. Masalah terjadi ketika anggur habis. Jangankan anggur yangbaik, yang kurang baik pun tidak ada lagi. 
Terjadilah kepanikan besar ditengah pesta itu karena tidak ada lagi anggur yang dapat disajikan sementara masih banyak tamu yang hadir. 
Apalagi, waktu sudah malam sehingga orang tidak dapat lagi membeli anggur. Tuan rumah dan penyelenggara pesta bisa dilanda rasa malu karena dapat dituduh mengundang orang untuk datang ke pesta, tetapi tidak menjamunya.
Menurut tradisi Yahudi, hari perkawinan dan lamanya pesta berbeda-beda, sesuai dengan siapa yang menikah. Jika mempelai wanita adalah seorang gadis, perkawinan diadakan pada hari Rabu dan pesta perkawinan berlangsung selama tujuh hari (Kej. 29:27; Hak 14:12). Jika mempelai wanita adalah seorang janda, perkawinan diadakan pada hari Kamis dan pesta berlangsung selama 3 hari. 
Jika penikahan itu antara janda dan duda, pesta hanya berlangsung sehari. 
Kita tidak tahu persis kapan keluarga yang punya hajat ini kekurangan anggur dan berapa lama pesta diadakan. Yang jelas, anggur sebagai hidangan utama habis, padahal pesta belum selesai. Melihat situasi ini, Maria mendatangi Yesus dan memberitahu, “Mereka kehabisan anggur” (ay. 3). Yesus memang belum pernah melakukan mukjizat sebelumnya, namun Maria sungguh mengenal Yesus. Ia mengetahui bahwa Yesus dapat melakukan sesuatu untuk menolong mereka. Maka, ketika Yesus menjawab, “Mau apa engkau daripada-Ku lbu? Saatku belum tiba!” (ay. 4), Maria tetap tenang. Ia tidak menghiraukan keberatan Yesus. Ia langsung menemui para pelayan dan meminta mereka untuk melakukan apa pun yang diperintahkan oleh Yesus (ay. 5).Walaupun tampaknya keberatan, Yesus memenuhi permintaan ibu-Nya. Ia menyuruh para pelayan mengisi tempayan yang biasa dipakai untuk membasuh kaki para tamu dengan air. “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air” (ay. 6-7). Setiap tempayan itu dapat diisi dengan 80-120 liter air. Kemudian Yesus meminta pelayan mencedok air itu dan memberikannya kepada pemimpin pesta. Air yang biasa digunakan untuk membasuh kaki itu telah berubah menjadi anggur yang terbaik (ay. 8-9). Tempayan yang tadinya merupakan tempat air sebagai sarana penyucian menurut adat Yahudi, kini diubah menjadi tempat untuk anggur. Ketika pemimpin pesta itu mencicipi air yang te1ah menjadi anggur, ia bingung bagaimana mungkin tiba-tiba ada anggur terbaik. Ia pun menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan memanggil mempe1ai laki-laki lalu berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang” (ay. 9-10). Untung, mereka mengundang Bunda Maria dan lebih-lebih Yesus sehingga masalah teratasi dengan baik. Sekarang, tuan rumah dapat menjamu para tamu yang masih berdatangan dan mereka pun, terutama mempelai itu,terhindar dari rasa malu. Kisah ditutup dengan ay. 11 yang berbunyi “Hal itu dilakukan Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.” Para pelayan, para murid Yesus dan kita sebagai pembaca menjadi saksi mukjizat yang dibuat Yesus.
 
Meditatio (Merenungkan) 
Pemandu mengajak peserta untuk hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta untuk mengingat atau membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini. Bisa disampaikantuntunan berikut ini: 

1. Ingatlah dan bayangkan peristiwa yang terjadi, suasana dalam perkawinan, para tamu berdatangan termasuk Yesus dan para murid. Betapa bahagianya kedua mempelai dan keluarga mereka. Para pelayan menghidangkan jamuan dan para tamu menikmati dengan sukacita. Tiba-tiba, anggur habis. Tuan rumah bingung bukan kepalang. Bunda Maria menangkap apa yang terjadi kemudian mendekati Yesus, dan seterusnya …. Sampai akhirnya mereka kembali bersukacita karena tiba-tiba ada persediaan anggur terbaik yang melimpah. 
Pemandu atau petugas dapat membantu dengan membacakan kembali teks secara pelan-pelan dan setiap selesai satu ayat atau satu kalimat berhenti sejenak. Bisa juga diiringi dengan musik instrumen rohani.
 
2. Bagian kisah mana atau kata-kata mana yang mengesan?
Misalnya: 
1) Keluarga yang mengadakan pesta dan mengundang Yesus serta Bunda Maria. Untung mereka mengundang Yesus dan Bunda Maria sehingga ketika muncul masalah, dapat teratasi dengan baik. 
2) Bunda Maria sangat peka terhadap persoalan yang terjadi. Tanpa ragu, ia juga memohon agar Yesus, puteranya, berbuat sesuatu untuk menolong mereka. 
3) Para pelayan manut, tanpa banyak tanya melakukan apa yang diperintahkan Bunda Maria dan Yesus. 
4) Yesus berkenan hadir dalam pesta perwakinan memenuhi dan menghormati undangan tuan rumah. Meskipun mengatakan „saatnya belum tiba‟, akhirnya Yesus berbuat sesuatu. Kehadiran Yesus menjadikan masalah dapat teratasi dengan baik.
Selanjutya, bagian kisah atau kata-kata yang mengesan itu diperdalam. Apa pesannya untuk saya? 
 
Misalnya:
Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan: 
1) Saya terkesan dengan keluarga yang punya hajat. Mereka mengundang Yesus dan Bunda Maria. Saya juga akan selalu mengundang Yesus dan Bunda Maria dalam keluarga saya dan dalam kehidupan sehari-hari melalui doa-doa yang tekun. 
 2) Saya diingatkan untuk seperti Bunda Maria, yaitu menjadi orang yang peka terhadap orang lain, khususnya mereka yang sedang mengalami kesulitan. Kemudian seturut kemampuan, saya akan berusaha membantu mencari solusi. 
 3) Seringkali, saya merasa tidak tahu apa kehendak Tuhan. Namun, saya diingatkan untuk seperti para pelayan, yang kendati tidak tahu apa maksud Tuhan, tetap melaksanakan dengan taat, tanpa banyak tanya. Hasilnya pasti baik. 
4) Saya terkesan dengan Yesus yang berkenan hadir memenuhi undangan keluarga yang punya hajat. Maka, iman saya sungguh diteguhkan: Yesus pun pasti juga berkenan untuk selalu hadir dalam hidup dan keluarga saya serta membantu saya menghadapi berbagai macam persoalan yang saya hadapi. 
Keempat pesan di atas hanya sekedar contoh. Pilih saja salah satu yang paling mengena atau sangat mungkin peserta menemukan pesan tersendiri untuk dirinya sendiri.
 
4. Tulislah (bagi yang bisa nulis!) bagian kisah atau kata-kata mana yang mengesan itu, juga pesan atau inspirasi yang didapatkan!
 
5. Sharing : bagikan atau ceritakan hasil renungan Anda! (Usahakan agar semua sharing sehingga saling menguatkan dan meneguhkan)
 
Oratio (Berdoa) 
Pemandu mengajak peserta untuk berdoa berdasarkan renunganatas Sabda Tuhan. Kiranya baik, kalau peserta diminta membuat dan menulis doa nyater lebih kemudian membacakannya. Namun, bisa juga doanya langsung (spontan) Isi doa, misanya 
1) Bersyukur karena diteguhkan; 
2) Mohon ampun danbersyukur karena ditegur dan diingatkan; 
3) Mohon berkat untuk niat yangakan dilaksanakan. 
 
Setelah semua menyampaikan doanya, didoakan “BapaKami” secara bersama-sama.
 
Contemplatio in Actione 
Pesan dan inspirasi yang didapatkan dari merenungkan Sabda Tuhan dingat dan dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Maka, peserta diminta untuk merumuskan niat konkret yang akan dibuat berdasarkan pesan dan inspirasi dari sabda Tuhan. ( Membangun Niat )
 
Berkat :
Supaya kita diberi kekuatan dalam mengingat dan melaksanakan Sabda Tuhan, khususnya dalam melaksanakan niat kita, maka kita mohon berkat Tuhan. Boleh juga, sebelumnya didoakan doa penutup atau doa malam, baru kemudian berkat.
 
P : Semoga, kita semua dan niat-niat kita untuk melaksanakan Sabda Tuhan, senantiasa dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin 
 
Nyanyian Penutup (fakultatif) 

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan Kesimpulan & Catatan : Sebaiknya setiap kali pertemuan dibuatkan catatan sebagai dokumentasi. Misalnya dengan form sbb:
1. Bagian kisah/peristiwa dan kata-kata/kalimat yang mengesan:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………2. 2. Pesan/inspirasi yang saya dapatkan:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………3. 3. Doa saya………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………4. 4. Niat saya:…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 

Kamis, 20 September 2012

BKSN Pertemuan III


  • Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan 
  • PERTEMUAN III YESUS MEMBANGKITKAN ANAK MUDA DI NAIN (Lukas 7:11-17)
  • Nyanyian Pembuka (fakultatif)Pembuka
  • P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh KudusU : Amin
  • P : Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
  • U : Sekarang dan selama-lamanya.Pengantar Singkat | Pemandu menyampaikan pengantar singkat mengenai Teksyang akan dibaca dan direnungkan. Bisa juga ditambahkan Pernyataan Tobat, tetapitidak harus.
  • P : Marilah kita berdoa bersama-sama
  • U : Allah, Bapa kami, sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan kehidupan kami. Saat ini kami akan membaca dan merenungkan sabda-Mu. Bersabdalah, ya Tuhan, kami mendengarkan. Bukalah telinga kami supaya dapat mendengarkan sabda-Mu, penuhilah hati kami dengan firman-Mu. Bersihkanlah budi kami dari pikiran- pikiran yang mengacaukan dan sucikanlah hati kami dari keinginan yang menyesatkan. Semoga, kami dapat mendengarkan, mengerti, meresapkan, dan melaksanakan sabda-Mu sehingga hidup kami Kau perbarui. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
  • Lectio (Membaca) - Lukas 7:11-17 | Teks Kitab Suci dibaca: bisa oleh pemanduatau petugas yang dituntuk, bisa bersama-sama, bisa bergantian ayat per ayat. Sangatdiharapkan agar teks dibaca berulang-ulang, minimal 3x supaya umat dapatmeresapkan dan memahami sabda Tuhan.Pemandu dapat menyampaikan penjelasan singkat:Peristiwa ini terjadi di Nain, sebuah kota kecil yang jaraknya kira-kira 25mil (40,25 km) dari Kapernaum atau 12 km dari Nazareth.Yesus pergi ke kota itu diikuti murid-murid-Nya dan orang banyak (ay. 11).Ketika sampai di dekat pintu gerbang kota, mereka berjumpa denganrombongan lain yang keluar dari pintu gerbang kota. Rombongan inimengusung mayat seorang pemuda, anak tunggal seorang janda. Merekahendak ke makam dan memakamkan pemuda tersebut. Bagi orang Yahudi,mayat itu najis (Bil 5:2; 6:6-7) sehingga di wilayah Yahudi, tidak boleh adamakam dan penguburan. Maka, mayat anak muda tersebut diusung keluaruntuk dikuburkan di luar tembok kota, hanya beberapa jam setelahmeninggal.
  • A.  Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan
  • Banyak orang menyertai janda itu (ay. 12). Janda itu mengalami suasanayang sangat menyedihkan, bukan hanya karena ditinggal anak tunggalnyauntuk selama-lamanya tetapi lebih-lebih karena kematian anaknya itumembuat dia berada pada posisi lemah. Kalau anaknya masih hidup, iabisa menggantungkan diri sepenuhnya kepada anaknya. Anaknya akanbertanggungjawab atas hidup ibunya. Namun, ketika anak tunggalnyameninggal, segala-galanya habislah sudah! Sebagai janda, ia berada dalamposisi lemah dalam masyarakat; dia termasuk kelompok keci1, lemah,miskin, dan tersingkir.Ketika Yesus melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan(ay. 13). Yesus adalah Tuhan yang amat tersentuh oleh persoalanmanusiawi dan terlibat di dalamnya. Maka, ketika melihat seorang jandasedang kesusahan, Yesus menyampaikan penghiburan, „„Janganmenangis!” (ay. 13). Kata-kata yang disampaikan Yesus ini bukanlahomong kosong belaka karena yang mengucapkan adalah Tuhan yangberkuasa atas kehidupan dan kematian.Yesus mendekati usungan itu. Ketika para pengusung berhenti, Iamenyentuh dan membangkitkan orang muda itu, “Hai anak muda, Akuberkata kepadamu, bangkitlah!” (ay. 14). “Maka bangunlah orang itu danduduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepadaibunya” (ay. 15). Yesus mengambil risiko untuk dianggap najis karenamenyentuh mayat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: bukan mayatitu yang menajiskan diri-Nya, tetapi kuasa Yesus membangkitkan pemudaitu. Pemuda yang telah menjadi mayat yang najis dan menajiskan, setelahdisentuh oleh Yesus menjadi hidup kembali. Hal ini berarti ia tidak laginajis karena bukan lagi mayat.Selain itu, tindakan Yesus ini menjadikan persoalan yang sedang dihadapisi Janda praktis sudah teratasi. Situasi gelap dan putus asa yangmelingkupi janda dari Nain ini sirna karena putra satu-satunya yang sudahmati, hidup kembali.Melihat peristiwa menakjubkan ini, “Semua orang itu ketakutan danmereka memuliakan Allah, sambil berkata, „Seorang nabi besar telahmuncul di tengah-tengah kita,‟ dan „Allah telah datang untukmenyelamatkan umat-Nya.‟” (ay. 16). Rasa „takut‟ ini merupakanperasaan antara takut-segan dan terpesona. Ini tentu suatu sikap yangwajar disampaikan kepada Allah sendiri, karena Dia datang untukmenyelamatkan umat-Nya. Dalam peristiwa ini, Allah bertindak melaluiseorang utusan-Nya, yang disebut sebagai seorang „nabi besar.‟ Yesusadalah nabi besar yang telah dinubuatkan oleh nabi-nabi terdahulu. Iahadir untuk menggenapi apa yang sudah diramalkan para nabi terdahulu.Tindakan Yesus yang membangkitkan orang mati ini merupakanpenggenapan atas nubuat Yesaya (Yes 61:1)Peristiwa tentang Yesus yang membangkitkan orang mati ini akhirnyatersebar, tidak hanya di Yudea tetapi ke seluruh daerah sekitarnya. Sekalilagi ini menggemakan nubuat nabi Yesaya, “seluruh umat manusia akan ~ 11 ~
  • B. Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuanmelihatnya bersama-sama” (Yes. 40:5), yang dikutip oleh Yohanes Pembaptis pada awal karya pewartaannya (Luk 3:6).
  • Meditatio (Merenungkan) | Pemandu mengajak peserta untuk hening denganmata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta untuk mengingat ataumembayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini. Bisa disampaikantuntunan berikut ini:1. Ingatlah dan bayangkan peristiwa yang terjadi, mulai dari ketika Yesus bersama para murid dan orang banyak yang mengikuti-Nya, berjumpa dengan rombangan pelayat dan pengusung jenazah, …. sampai akhirnya Yesus membangkitkan pemuda yang sudah mati dan tanggapan orang banyak yang kemudian memuliakan Allah. Pemandu atau petugas dapat membantu dengan membacakan kembali teks secara pelan-pelan dan setiap selesai satu ayat atau satu kalimat berhenti sejenak. Bisa juga diiringi dengan musik instrumen rohani.2. Bagian kisah mana atau kata-kata mana yang mengesan? Misalnya: 1) Betapa sedih dan hancurnya perasaan si janda yang ditinggal mati anak lelaki satu-satunya yang sudah menjadi seorang pemuda. Suaminya telah meninggal sebelumnya. 2) Orang banyak yang melayat dan membantu si janda. Betapa mereka sangat solider dan tergerak hatinya untuk membantu si janda yang sedang mengalami kesusahan. 3) Tindakan Yesus yang tergerak oleh belaskasihan. Ia mendekati janda itu dan memberikan kata-kata penghiburan, “Jangan menangis!” Selanjutnya, Ia menyentuh janazah anak muda dan membangkitkannya. 4) Yesus tidak takut najis karena menyentuh mayat. Sebab, justru kuasa dan kekudusan-Nya dapat menjadikan seseorang yang najis menjadi tidak najis. Buktinya, Ia menjadikan mayat yang najis menjadi hidup kembali sehingga tidak lagi najis. 5) Yesus yang hati-Nya tergerak oleh belas kasih. Kasih-Nya itu menghadirkan penghiburan, penyelamatan, dan solusi atas permasalahan yang dihadapi si janda. 6) Orang banyak yang takjub menyaksikan mukjizat yang dibuat Yesus kemudian memuliakan Allah. Mereka mampu melihat bahwa dalam diri Yesus, Allah hadir dan menyelamatkan.3. Selanjutnya, bagian kisah atau kata-kata yang mengesan itu diperdalam. Apa pesannya untuk saya? Misalnya: 1) Saya terkesan dengan orang banyak yang membantu si janda itu. Maka, saya juga akan belajar solider, misalnya dengan hadir untuk membantu saudara dan tetangga yang sedang berkesusahan, melayat, mendoakan arwah, dll. 2) Saya kagum dengan Yesus yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasih. Maka, saya juga diteguhkan bahwa Yesus pun senantiasa berbelas kasih kepada saya. Saya juga akan belajar dari Yesus ~ 12 ~
  • C. Menyaksikan Mukjizat Tuhan Panduan Pertemuan untuk berbelas kasih terhadap sesama: menolong yang membutuhkan, menghibur yang sedang sedih, menemani yang sedang mempunyai masalah, dll. 3) Saya salut dengan orang banyak yang memuliakan Allah. saya pun akan seperti mereka, memuliakan Allah baik dalam kata maupun karya. Ketiga pesan di atas hanya sekedar contoh. Pilih saja salah satu yang paling mengena atau sangat mungkin peserta menemukan pesan tersendiri untuk dirinya sendiri.4. Tulislah (bagi yang bisa nulis!) bagian kisah atau kata-kata mana yang mengesan itu, juga pesan atau inspirasi yang didapatkan!5. Sharing: bagikan atau ceritakan hasil renungan Anda! (Usahakan agar semua sharing sehingga saling menguatkan dan meneguhkan)Oratio (Berdoa) | Pemandu mengajak peserta untuk berdoa berdasarkan renunganatas Sabda Tuhan. Kiranya baik, kalau peserta diminta membuat dan menulis doanyaterlebih kemudian membacakannya. Namun, bisa juga doanya langsung (spontan).Isi doa, misanya 1) Bersyukur karena diteguhkan; 2) Mohon ampun danbersyukur karena ditegur dan diingatkan; 3) Mohon berkat untuk niat yangakan dilaksanakan. Setelah semua menyampaikan doanya, didoakan “BapaKami” secara bersama-sama.Contemplatio in Actione | Pesan dan inspirasi yang didapatkan darimerenungkan Sabda Tuhan dingat dan dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Maka, peserta diminta untuk merumuskan niat konkret yang akandibuat berdasarkan pesan dan inspirasi dari sabda Tuhan. ( Membangun Niat )Berkat | Supaya kita diberi kekuatan dalam mengingat dan melaksanakanSabda Tuhan, khususnya dalam melaksanakan niat kita, maka kita mohonberkat Tuhan. Boleh juga, sebelumnya didoakan doa penutup atau doamalam, baru kemudian berkat.
  • P : Semoga, kita semua dan niat-niat kita untuk melaksanakan Sabda Tuhan, senantiasa dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
  • U : AminNyanyian Penutup (fakultatif) 

Kamis, 13 September 2012

BKSN 2012 (Pertemuan II)

BKSN 2012: (Pertemuan II) Mengusir Roh Jahat di Gerasa

Written By Fidelis Harefa on Tuesday, September 11, 2012 | 9:04 AM

Pada pertemuan lalu, yang juga telah saya posting di sini, kita diajak untuk menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi disekitar kita. Kita yakin bahwa perubahan-perubahan itu merupakan mukjizat. Kelumpuhan-kelumpuhan yang sempat terjadi di mana-mana, kita saksikan disembuhkan oleh iman, itulah keajaiban atau mukjizat.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering bertanya mengapa harus ada kejahatan? Mengapa harus terjadi ketidak-adilan? Mengapa harus terjadi kelumpuhan? Mengapa harus ada kekerasan? Mengapa harus ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Dia, Sang Pencipta? Agar pertemuan pertama dalam BKSN 2012 tidak terputus sampai pada menyaksikan keajaiban "menyembuhkan kelumpuhan", pertemuan kedua ini kita diajak untuk melihat "apa penyebab utama terjadinya kelumpuhan". Meskipun tema pertemuan kedua dikatakan: "Mengusir Roh Jahat", di sini saya menegaskan bahwa: Roh Jahat menyebabkan kelumpuhan di mana-mana, oleh karena itu perlu diusir.

Setelah dihantar dengan konsep pemikiran seperti di atas, sekaligus kita sudah bisa melihat hubungan antar pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dari BKSN 2012, mari kita melihat beberapa point berikut untuk memperkaya kita dalam pendalaman KS.

Ada orang yang mengatakan bahwa "jahat" itu relatif. Alasan dominan bila ditanya mengapa, karena setiap orang mempunyai penilaian terhadap sesuatu jahat atau tidak, tergantung pribadi yang menilainya. Namun demikian, jahat, adalah sebuah hal "yang kurang" bahkan "sebuah ketiadaan". Jahat boleh dimengerti "kurang baik, tidak baik, tidak baik sama sekali". Apakah kita sebagai umat beriman masih mengatakan "jahat itu relatif"?

Kalau pertemuan minggu lalu kita diajak untuk melihat kelumpuhan-kelumpuhan yang terjadi disekitar kita, sekarang kita diajak untuk mencari dan melihat akar terjadinya kelumpuhan itu sendiri. Contoh: Korupsi adalah sebuah kelumpuhan. Korupsi membuat segala rencana menjadi pincang. Korupsi menjadikan hukum tak berdaya. Dan kita tahu penyebab korupsi itu adalah karena kerakusan, nafsu memiliki yang berlebihan. Dalam konteks ini, roh jahat yang harus diusir adalah sikap serakah, kerakusan, nafsu memiliki yang berlebihan. Adakah roh jahat yang masih bersarang dalam keluarga kita, dalam lingkungan kita, dalam masyarakat kita, dalam Gereja kita, bahkan dalam negara kita, yang potensial menyebabkan kelumpuhan yang lebih besar atau bahkan kelumpuhan total?

Mengusir roh jahat, bukan hal yang mudah. Yesus pernah mengatakan: "Penyakit jenis ini hanya dapat diusir dengan iman dan doa". Andaikan ada penyakit dengan status stadium 100, boleh kita katakan penyakit jenis ini sudah melebihi stadium 1000, karena obatnya secara medis tidak ada lagi. Pernyataan ini, bukan melemahkan kita sebagai umat beriman. Pernyataan ini merupakan tantangan bagi kita. Banyak umat beriman dari abad ke abad tetap juga berusaha untuk mengusir roh-roh jahat yang merongrong kehidupan. Adakah kita berusaha mengusir roh jahat yang sedang mencoba, sudah, bahkan sudah lama bersarang dalam kehidupan kita?

Sebagai manusai, kita tetap tidak luput dari kelemahan. Namun, kalimat ini tidak bisa digunakan sebagai tameng. Sebagai umat beriman, kita harus selalu terarah kepada kebaikan. Pernahkah kita bertanya bahwa dalam keadaan tertentu, tanpa kita sadari kita menjadi roh jahat bagi yang lain? Atau pernahkah kita meluangkan waktu sedikit untuk melihat bahwa kita bukan sarang roh jahat yang dapat menular kepada yang lain?

Kalau dulu, Yesus yang mengusir roh jahat. Dalam iman, kita tetap percaya bahwa bersama Yesus, kita tetap bisa mengusir roh jahat. Pernahkah kita berani mengatakan bahwa sesuatu itu roh jahat penyebab kelumpuhan, atau kita banyak diam saja karena takut terkucil dari masyarakat, takut dicuekin, takut dicap penjilat dan sebagainya?

Sudah bertahun-tahun kita mengikuti pendalaman Kitab Suci. Dan sepertinya, kita harus seperti kata Ebiet G Ade dalam lagunya: "Kita mesti telanjang, dan benar-benar bersih..."Sedikit agak ekstrim dan jujur agar pendalam KS ini ada gunanya. Bila tidak demikian, pendalam KS ini hanya formalitas belaka. Mari saling memperkaya dan bertolong-tolong, semoga goresan ini bermanfaat.***

BKSN 2012

BKSN 2012: Menyaksikan Mukjizat Tuhan

Written By Fidelis Harefa on Sunday, September 2, 2012 | 10:34 PM

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam karya Yesus, perumpamaan dan mukjizat tidak bisa dipisahkan. Keduanya berkaitan amat erat dan saling menentukan. Keduanya menjadi unsur pokok dari karya publik Yesus. Dalam Injil, Yesus membuat dua hal dalam pelayanan publik-Nya, yakni sabda dan karya (yang Ia katakan dan yang Ia lakukan). Dari sekian banyak yang diperbuat itu, beberapa diantaranya adalah perumpamaan dan mukjizat. (Gagasan Pendukung BKSN 2012, hal.3).

Pada Bulan Kitab Suci Nasional 2012 ini, umat beriman diajak untuk melihat dan menyaksikan mukjizat-mukjizat yang telah dibuat oleh Yesus dan masih terus dibuat oleh Yesus pada zaman sekarang. Di saat-saat umat beriman mengalami "padang gurun" imannya, kecenderungan untuk tidak sanggup melihat mukjizat Tuhan lebih mudah terjadi. Oleh karena itu, BKSN 2012 mencoba mengajak umat beriman yang sedang berada dalam situasi apapun, tetap sanggup melihat dan menyaksikan mukjizat Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Bulan ini, umat Katolik diajak secara khusus melihat mukjizat Tuhan yang dikemas dalam empat pertemuan dengan tema-tema sebagai berikut:

  1. Menyembuhkan Orang Lumpuh
  2. Mengusir Roh Jahat di Gerasa
  3. Anak Muda di Nain
  4. Mengubah Air Menjadi Anggur
Keempat tema di atas akan saya tuliskan dalam posting saya berikutnya sesuai dengan situasi dan konteks Paroki Katedral St. Maria Palangka Raya, dan tentunya secara khusus sesuai dengan situasi di Lingkungan dimana saya menjadi fasilitator selama Bulan Kitab Suci 2012. Mudah-mudahan dapat menjadi "sharing" berharga bagi kita semua.
Selamat menjalani Bulan Kitab Suci Nasional 2012"

Doa dan Meditasi

Apa pengertian doa dan meditasi? Apa beda keduanya?

Rabu, 12 September 2012

Model Pembelajara TCL


Pengertian, Tujuan dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

| | 4 comments
Pengertian
Menurut Nur Hadi CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.Menurut Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. 

Tujuan
  1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya. 
  2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
  3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa. 
  4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 
  5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
  6. Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari 
  7. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

Strategi Pembelajaran CTL 
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara konstektual antara lain: 
a. Pembelajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan. 

b. Menggunakan konteks yang beragam
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.

c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
 Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan social seyogianya  dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar  saling menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.

d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari. 

e. Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya.

f. Menggunakan penelitian autentik
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
 
g. Mengejar standar tinggi
Setiap seyogianya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu kewaktu terus ditingkatkan  dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan melukan study banding keberbagai sekolah dan luar negeri.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:

a. Relating
Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru  untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna.

b. Experiencing
Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying
Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan pemanfaatanya.

d. Cooperative
Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.

e. Trasfering
Belajar menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Senin, 10 September 2012

PENGUSIRAN LEGION, Markus 5:1-20


Image

* Markus 5:1-20
5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.
5:2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.
5:3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,
5:4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
5:6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya,
5:7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"
5:8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
5:9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak."
5:10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
5:11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan,
5:12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"
5:13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
5:14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
5:16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.
5:17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.
5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
5:20 Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.



Dalam ayat-ayat ini kita melihat contoh bagaimana Kristus melucuti orang kuat yang lengkap bersenjata dan bagaimana Dia melucutinya dengan mudah sesuai keingman-Nya, untuk memperlihatkan bahwa Dia lebih kuat daripada orang itu. Hal ini dilakukan-Nya ketika Dia sampai di seberang, setelah melalui angin ribut. Keberadaan Yesus di sana adalah untuk menyelamatkan orang malang ini dart tangan Iblis, dan setelah melakukannya, Dia kembali lagi ke daerah sebelumnya tadi. Demikianlah Ia datang dart sorga ke dunia, dan kembali Iagi, di dalam badai, untuk menebus sisa umat manusta dari tangan Iblis. Walaupun hanya demi sedikit yang tersisa. Ia tidak berpikir bahwa jerih payah-Nya itu sia-sia.

Dalam Injil Matius dikatakan bahwa ada dua orang yang kerasukan setan; di sini dikatakan ada seorang yang kerasukan roh jahat. Jika ada dua, maka yang satu ini adalah salah satunya, dan Markus tidak berkata bahwa hanya ada satu. Jadi perbedaan ini tidak bisa membuat kita merasa terganggu; mungkin salah satu dart mereka itu jauh lebih menyita perhatian dibandingkan yang lain. dan mengata-kan apa yang dikatakan juga oleh yang lain. Sekarang perhatikanlah:


I. Orang yang kerasukan Iblis

    Kondisi mengerikan yang dialami orang malang ini; dia berada di bawah kuasa roh jahat. Iblis merasukinya, dan sebagai akibatnya, dia tidak menjadi diam dan termenung, seperti yang dialami banyak orang, melainkan menjadi gila dan berang. Dia mengamuk membabi buta dan kondisinya tampaknya lebih buruk daripada orang-orang kerasukan yang pernah dilayani Kristus.

      1. Tempat tinggalnya di pekuburan. di antara makam-makam orang mati. Pekuburan mereka ini berada di luar kota, di tempat-tempat reruntuhan (Ayub 3:14). Ini memberikan keuntungan besar kepada Iblis, karena celakalah dia yang sendiran. Mungkin Iblis menggiringnya ke pekuburan, supaya orang beranggapan bahwa jiwa-jiwa orang mati berubah menjadi setan dan berbuat jahat, sehingga hal itu wajar saja. Menyentuh kuburan membuat orang najis (Bilangan 19: 16). Roh najis menggiring orang ke tempat yang menajiskan, dan dengan denmikian merasuki mereka. Kristus, dengan mengeluarkan jiwa-jiwa dari kuasa Iblis, menyelamatkan orang yang hidup dari antara orang mati.

      2. Orang itu sangat kuat dan tidak bisa diatur. Tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, baik demi kebaikan orang-orang yang mengtkat itu sendiri maupun untuk keamanan orang lain. Jangankan tali, rantai dan belenggu pun tidak dapat mengikatnya (ayat 3-4). Sangatlah menyedihkan orang yang harus diikat dengan cara seperti ini, dan dari semua orang sengsara di dunia ini. orang-orang demikianlah yang paling patut dikasihani. Tetapi yang dialami orang ini paling buruk dari semuanya. Iblis yang ada di dalamnya begitu kuat sampai tidak ada orang yang mampu mengikatnya. Ini menunjukkan kondisi yang menyedihkan dari jiwa-jiwa yang dikuasai Iblis, yaitu orang-orang durhaka yang di dalamnya roh-roh jahat bekerja. Sebagian orang yang terkenal sebagai pendosa besar hidup dalam keadaan yang mirip dengan orang gila ini: mereka semua seperti kuda dan keledai. perlu diikat dengan kekang dan kendalL Sebagian lagi menyerupai keledai liar, yang tidak bisa diikat seperti itu. Perintah dan kutukan daIam hukum Taurat itu ibarat rantai dan be1enggu untuk menahan orang berdosa dari jalan-jalan mereka yang jahat, tetapi mereka menghancurkan ikatan-ikatan itu. Ini merupakan bukti betapa kuatnya Iblis di dalam diri mereka.

      3. Orang itu merupakan teror dan siksaan baik bagt dirinya sendiri maupun semua orang di sekelilingnya (ayat 5). Iblis adalah tuan yang kejam bagi mereka yang diperbudak olehnya, penguasa yang benar-benar lalim. Manusia yang malang ini siang malam berketiaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. entah karena meratapi keadaannya sendiri yang menyedihkan atau ka¬rena marah dan berang terhadap Allah. Dalam keadaan gila, orang sering kali melukai dan menghancurkan diri mereka sendiri. Begitulah jadinya manusia kalau akal budinya diren¬dahkan dan Iblis ditinggikan. Para penyembah Baal dalam kemarahan mereka menoreh-noreh diri mereka sendiri, seperti yang dilakukan orang gila ini terhadap dirinya. Allah berkata, "Jangan menyakiti dirimu senduri," Iblis berkata, "Sakiti dirimu sejadi-jadinya"; namun perkataan Allah tidak digubris, sedangkan perkataan Iblis malah dituruti. Mungkin yang dimaksud dengan memukuli dirinya dengan batu hanyalah menoreh kakinya dengan batu-batu tajam, yang di atasnya dia berlarilari dengan kaki telanjang.


II. Permohonan kepada Kristus

    Permohonan orang itu kepada Kristus (ayat 6); Ketika ia melihat Yesus dari jauh. mendatangi pantai, ia berlari mendekat, lalu menyembah-Nya. Biasanya ia berlari mengejar orang lain dengan mengamuk. tetapi kini dia berlari kepada Kristus dengan rasa hormat. Tangan Kristus yang tak terlihat dapat melakukan apa yang tidak bisa dilakukan dengan rantai dan belenggu. Amarah-nya tiba-tiba langsung terkendali. Bahkan setan yang ada dalam orang malang ini gemetar di hadapan Kristus dan tunduk kepada-Nya, atau lebih tepat lagi, ketika orang yang malang itu sendiri datang dan menyembah Kristus karena merasakan kebutuhan untuk minta pertolongan Krtstus, pada saat itulah kuasa Iblis di dalam dan atas orang ini langsung terhenti.


III. Pertolongan Kristus

    Perintah yang Kristus berikan kepada roh najis itu untuk keluar dart orang yang dirasukinya (ayat 8); Hai engkau rohjahat! Keluar dari orang ini! Kristus membangkitkan keinginan kuat dalam diri orang itu untuk meneari pelepasan dengan memampukan orang itu untuk berlati dan menyembah-Nya. serta menunjukkan kuasa-Nya untuk membebaskan orang ini. Jika Kristus bekerja di dalam diri kita agar kita sepenuh hati berdoa untuk kelepasan dari Iblis, Dia akan melakukan kelepasan itu untuk kita. Di sini kita melihat contoh kuasa dan wewenang Kristus untuk memerintah roh-roh jahat dan mereka taat kepada-Nya (Lukas 1:27). Dia berkata, "Keluar dari orang ini!" Rancangan yang terdapat dalam Injil Kristus adalah untuk mengusir roh-roh najis dari jiwa-jiwa manusia: "Hai engkau roh jahat! Ke[uar dari orang ini! agar Roh Kudus bisa masuk, mengambil alih hatinya, dan memerintah di dalamnya."


IV. Iblis yang takluk

    Ketakutan yang dirasakan Iblis terhadap Kristus. Walaupun orang itu lari, dan menyembah Kristus, tetapi roh jahat yang ada di dalam orang itulah yang berteriak dengan keras (dengan menggunakan lidah milik manusia malang itu), "Apa urusan-Mu dengan aku?" (ayat 7). Ini juga yang dikatakan oleh roh jahat yang lain (Lukas 1:24).

      1. Roh jahat itu menyebut Allah dengan nama Allah Yang Mahatinggi, di atas semua ilah lain. Dengan nama עֶלְיֹון - 'ELYON - Yang Mahatinggi itulah Allah dikenal di antara bangsa Fenisia dan bangsa-bangsa lain yang berbatasan dengan Israel (Bilangan 24:16). Dengan nama itu pula Iblis memanggil-Nya.

      2. Roh itu mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Perhatikanlah, bukan hal yang aneh untuk mendengar kata-kata paling baik keluar dari mulut-mulut paling kotor. Adakalanya tidak seorang pun dapat mengatakan hal tersebut selain Roh Kudus (I Korintus 12:3), tetapi hal serupa juga dapat dikatakan oleh roh jahat. Bukanlah melalui apa yang keluar dari mulutnya manusia itu dinilai, tetapi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Kesalehan yang keluar dari mulut itu mudah. Tidak ada yang lebih baik yang bisa dikatakan seorang yang paling munafik selain memanggil Yesus Anak Allah, dan bahkan Iblis pun melakukan demikian.

      3. Roh itu tidak mau merancang-rancang sesuatu untuk melawan Kristus; "Apa urusan-Mu dengan aku? Aku tidak mempunyai keperluan dengan-Mu, aku tidak menginginkannya. Aku tidak ingin mempunyai urusan apa pun dengan-Mu. Aku tidak tahan berdiri di hadapan-Mu, dan aku tidak mau jatuh."

      4. Roh itu berusaha menghindari kemarahan-Nya: demi Allah. artinya, "Aku sungguh memohon kepada-Mu, demi segala sesuatu yang suci, aku memohon demi Allah, yang dengan izin-Nya aku telah merasuki orang ini, supaya kalau Engkau mengusir aku keluar, janganlah menyiksa aku dan janganlah Engkau menahan aku untuk berbuat kejahatan di tempat lain. Aku tahu aku sedang dihukum. tetapi janganlah mengirim aku kepada rantai-rantai kegelapan atau menghalangi aku pergi berkelana untuk mencari mangsa."


V. Legion

    Penjelasan yang diminta Kristus dart roh jahat ini mengenai namanya. Bagian ini tidak terdapat dalam Injil Matius. Kristus bertanya kepadanya, "Siapa namamu?" lni tidak berarti bahwa Kristus tidak bisa mengenal dan menyebut nama-nama semua bintang (malaikat) jatuh dan juga bintang fajar. Dia sengaja bertanya demikian supaya orang-orang yang ada di sekitar-Nya dapat merasakan betapa banyak dan kuatnya roh-roh jahat yang mengerikan itu, dan ini cukup beralasan karena jawaban yang didapat adalah, "Namaku Legion karena kami banyak." Menurut sebagian orang, Legion adalah serdadu Romawi terdiri atas enam ribu orang; menurut yang lain lagi 12.500 orang. Akan tetapi, jumlah legion bagi orang Romawi, seperti halnya jumlah resimen bagi kita, tidaklah selalu sama. Bagaimanapun, kata legion disini menandakan Iblis atau kuasa neraka.

      1. Kekuatan militer legion adalah jumlah tentara dalam angkatan bersenjata. Iblis dan para malaikatnya berperang melawan Allah dan kemuliaan-Nya, melawan Kristus dan Injil-Nya, melawan manusia dan kekudusan serta kebahagtaannya, Begitulah adanya mereka ini sehingga kita harus menolak dan berjuang melawan mereka (Efesus 6: 12).

      2. Bahwa roh-roh jahat itu banyak jumlahnya; roh itu mengaku, atau mungkin lebih tepatnya memegahkan diri - "Kami banyak"; seolah-olah roh itu berharap bahwa mereka terlalu banyak bagi Kristus untuk berurusan sendirian dengan mereka. Sungguh, ada begitu banyak jumlah roh pembangkang yang merupakan musuh-musuh Allah maupun manusia, sementara di sini baru ada satu legion yang ditempatkan pada manusia malang ini untuk melawan Kristus! Banyaklah yang bangkit melawan kita.

      3. Bahwa roh-roh itu selalu bersatu padu; roh-roh itu adalah setan yang banyak, tetapi mereka adalah satu legion yang bekerja untuk kejahatan yang sama. Oleh sebab itu, tuduhan orang Farisi bahwa Iblis mengusir Iblis, sehingga lblis terbagi-bagi melawan dirinya sendiri, sama sekali tidak mempunyai dasar. Bukan salah satu dari legion ini yang mengkhianati yang lain, karena mereka semua berkata, sebagai satu orang, "Apa urusan-Mu dengan aku?"

      4. Bahwa roh-roh itu sangat kuat: Siapa yang bisa tahan di hadapan satu legion? Kita bukanlah tandingan musuh-musuh rohani kita jika hanya dengan kekuatan kita sendirt, tetapi di dalam Tuhan, dan di dalam kekuatan kuasa-Nya, kita akan mampu bertahan melawan Iblis, walaupun ada berlegion-legion banyaknya.

      5. Bahwa ada tingkatan di kalangan mereka, seperti juga ada tingkatan dalam satu legion, yakni ada pemenntah-pemerintah. penguasa-penguasa, dan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini. yang berarti bahwa ada tingkatan yang lebih rendah, Iblis dan para malaikatnya, naga dan para malaikatnya, penghulu setan dan para bawahannya. Kenyataaan ini membuat musuh-musuh itu lebih menakutkan.


VI. Permintaan Legion

    Permintaan Legion ini agar Kristus menyuruh mereka masuk ke sekawanan babi yang sedang mencari makan di lereng bukit (ayat 11), di bukti-bukit yang dihuni oleh roh-roh jahat itu (ayat 5). Permintaan mereka adalah:

      1. Agar Yesus tidak mengusir mereka keluar dan daerah itu (ayat 10), dan bukan hanya supaya Dia jangan menghukum atau mengurung mereka ke dalam penjara neraka, sehingga mereka disiksa sebelum waktunya. Yesus bisa saja mengusir mereka, karena mereka sudah menjadi teror yang begitu menakutkan terhadap daerah itu dan sudah melakukan banyak kejahatan melalui orang yang malang itu. Tampaknya mereka telah mempunyai rasa suka tersendiri terhadap daerah itu, atau mungkin lebih tepatnya kebencian khusus terhadapnya, karena tidak ada gunanya mereka bisa bebas mengelilingi dan menjelajah bagian bumi yang lain (Ayub 1:7), jika lereng-lereng bukit itu diperbolehkan menjadi tempat kediaman mereka (Ayub 39:8). Jadi, mengapa mereka ingin tinggal di daerah itu? Menurut Grotius, karena di daerah itu ada banyak orang Yahudi yang murtad, yang telah sengaja keluar dari perjanjian Allah, dan akibatnya membiarkan Iblis berkuasa atas mereka. Sebagian orang menduga bahwa karena roh-roh jahat itu sudah mengetahui tingkah laku orang di sana berdasarkan pengalaman mereka tinggal di tempat itu, sehingga mereka dapat dengan efektif mencobai orang-orang di sana untuk berbuat jahat.

      2. Mereka meminta Yesus menyuruh mereka memasuki babi-babi itu, karena dengan menghancurkan babi-babi, mereka berharap dapat melakukan hal yang lebih jahat lagi terhadap jiwa-jiwa orang-orang di daerah itu. Dan ini mau mereka lakukan bukan dengan merasuki orang lain lagi, karena mereka tahu Kristus tidak akan mengabulkan permintaan mereka seandainya mereka memohon izin dari-Nya.


VII. Izin yang diberikan Kristus

    Izin yang diberikan Kristus kepada mereka untuk memasuki kawanan babi, dan kematian babi-babi itu dengan segera karenanya. Yesus mengabulkan permintaan mereka (ayat 13), Dia tidak melarang atau mencegah mereka, tetapi membiarkan mereka melakukannya sesuai keinginan mereka. Dengan begitu, Dia membiarkan orang Gerasa melihat bahwa lblis adalah musuh keji yang sungguh kuat, sehingga orang Gerasa mau menarik-Nya untuk menjadi Teman, karena hanya Dia sendiri yang dapat menguasai dan menaklukkan mereka. seperti yang memang dibukttkan-Nya demikian. Segera roh-rohjahat itu memasuki babi-babi itu, yang menurut hukum Taurat merupakan binatang najis, dan secara alami suka berkubang di tanah becek, yaitu tempat yang paling sesuai untuk mereka. Mereka, yang seperti babi-babi itu suka berkubang dalam lumpur hawa nafsu, adalah tempat berdiam yang cocok untuk Setan, dan, seperti Babel, merupakan tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis (Wahyu 18:2). sedangkan, jlwa-jiwa yang suci adalah tempat berdiam Roh Kudus. Begitu roh-roh jahat itu masuk ke dalam kawanan babi, semua babi itu mengamuk dan berlari terjun ke dalam danau di dekat situ, dan semuanya tenggelam, sampai ada dua ribu ekor banyaknya. Orang yang dirasuki setan-setan itu hanya memukuli dirinya, karena Allah berkata dia ada di tanganmu, hanya janganlah membunuhnya. Dengan melihat peristiwa tadi itu tampaknya orang malang itu bisa juga terjun dan mati tenggelam jika Allah tidak menahannya. Jadi, lihatlah betapa banyaknya kita berutang pada pemeliharaan Allah dan pelayanan malatkat-malaikat baik yang melindungt kita dari roh-roh jahat.


VIII. Kabar mujizat

    Kabar mengenai semuanya ini menyebar dengan segera ke seluruh daerah itu. Penjaga-penjaga babi itu bergegas lari menemui para pemiliknya dan menceritakan kejadian itu (ayat 14). Hal ini membuat orang-orang datang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, dan:

      a. Ketika mereka melihat betapa ajaibnya orang malang itu disembuhkan, mereka merasa hormat terhadap Kristus (ayat 15). Sebelum ini mereka melihat orang yang kerasukan setan yang cukup mereka kenal baik itu, dengan pandangan takut setiap kali bertemu dia, Tetapi sekarang, mereka begitu terkejut melihat dia dud uk dengan berpakaian dan sudah waras. Begttulah, ketika Iblis diusir darinya. orang itu menjadi sadar dan kembali ke keadaannya semula. Perhatikanlah, orang yang bersungguh-sungguh dan berkepala dingin, serta hidup sesuai peraturan dan pertimbangan, rnenunjukkan bahwa kuasa Iblis dalam jiwa mereka dapat dipatahkan dengan bantuan kuasa Kristus. Orang-orang menjadi takut melihat semuanya ini. Mereka merasa takjub dan harus mengakui kuasa Kristus, dan bahwa Dia patut ditakuti. Tetapi:

      b. Ketika mereka tahu bahwa ternak babi mereka hilang, mereka merasa tidak suka kepada Kristus, dan lebih berharap agar Kristus meninggalkan mereka daripada bersama mereka. Mereka mendesak Dia agar meninggalkan daerah mereka, karen a mereka pikir tidak ada yang bisa Yesus lakukan untuk mengganti kerugian untuk begitu banyak babi yang hilang. babi-babi yang mungkin sudah gemuk, yang siap dijual. Dengan demikian, roh-roh jahat itu sudah mendapat apa yang mereka inginkan, karena tidak ada cara yang lebih manjur lagi untuk mengendalikan jiwa-jiwa berdosa selam dengan menjerat jiwa-jtwa itu dengan cinta akan dunia. Orang-orang itu takut akan adanya hukuman yang lebih jauh lagi bila Kristus tinggal di antara mereka, padahal kalau saja mereka mau meninggalkan dosa-dosa mereka, Dia akan memberi mereka hidup dan kebahagiaan. Namun, daripada meninggalkan dosa atau babi, mereka lebih memilih meninggalkan Penyelamat mereka. Demikianlah yang mereka lakukan, bukannya meninggalkan nafsu yang rendah, mereka menghilangkan minat akan Kristus dan membuang harapan-harapan mereka terhadap-Nya, Mereka seharusnya berpikir, "Jika Dia mempunyai kuasa sedemikian besar atas roh-roh jahat dan semua makhluk, maka baiklah kita menjadikan-Nya Teman; jika roh-roh jahat itu diizinkan tinggal di daerah kami (ayat 10), marilah kita memohon agar Dia tinggal juga di sini, karena Dia satu-satunya yang dapat menguasai roh-roh jahat itu." Akan tetapi, mereka tidak memikirkan hal ini, malah ingin agar Dia pergt jauh dari mereka. Demikianlah pemikiran keliru yang dibuat oleh orang-orang duniawi dalam menilai Allah, yang bukannya membawa mereka menjadi dekat kepada-Nya, malah sebaliknya semakin menjauhkan Dia dari mereka. Mereka tidak peduli sekalipun Allah telah berkata, Janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku. supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu (Yeremia 25:6).


IX. Gambaran mengenai tingkah laku orang yang malang itu setelah Ia dibebaskan.

    a. Orang itu meminta supaya diperkenankan menyertai Kristus (ayat 18), mungkin karena dia takut kalau-ka1au roh jahat itu akan merasukinya lagi, atau mungkin juga dia ingin belajar dari Kristus, karena tidak ingin tinggal di antara orang-orang kafir yang mengusir-Nya, Mereka yang dibebaskan dari roh jahat pastilah ingin mengenal dan bersekutu dengan Kristus.

    b. Kristus tidak mengizinkannya pergi mengikuti Dia, karena hal itu bisa menimbulkan rasa iri hati, dan juga Dia ingin orang itu mengetahui bahwa Dia sanggup melindungi dan mengajar dia dari jauh. Di samping itu, Kristus mempunyai tugas untuknya, yaitu dia harus kembali menemui teman-temannya, dan mengatakan kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan atasnya, yang te1ah diperbuat Tuhan Yesus, supaya Kristus dihormati, dan supaya tetangga serta temannya bisa diteguhkan dan diundang untuk percaya kepada Kristus. Dia harus lebih memperhatikan belas kasihan Kristus daripada kekuatan-Nya, karena atas belas kasihan-Nyalah Kristus terutama diberi kemuliaan: dia harus memberi tahu mereka bagaimana Allah mengasihaninya di dalam penderitaannya.

    c. Orang itu, dengan bersukacita, memberitakan ke seluruh daerah itu apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya (ayat 20). Ini adalah hutang kita baik terhadap Kristus maupun terhadap saudara-saudara kita. yaitu agar Ia dimuliakan dan mereka diteguhkan. Dan lihatlah apa yang terjadi dari peristiwa tersebut, Semua orang menjadi takjub, tetapi hanya sedikit yang bertindak lebih jauh. Ada banyak orang yang begitu terkagum-kagum akan perbuatan Kristus, tetapi mereka tidak kagum akan Dia. padahal inilah yang seharusnya mereka lakukan.


Sumber:
Matthew Henry, Injil Markus, Momentum, 2007, hlm 87-97


Top
 Profile  
 
PostPosted: Wed Dec 29, 2010 7:34 am 
Offline
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus
User avatar

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Posts: 8137
PENGUSIRAN LEGION, Markus 5:1-20


Penjelasan ayat:


Ayat 5:1

Orang Gerasa. Naskah-naskah Yunani terbagi antara tiga nama orang Gadara, orang Gcrasa dan orang Gergesa. Bukti yang terbaik menyetujui orang Gerasa. Sebuah istilah yang oleh beberapa penafsir dianggap mengacu kepada tempat yang terkenal bernama Gerasa, dua puluh mil di bagian tenggara Danau Galilea. Tetapi. terdapat alasan cukup kuat bahwa Markus mengacu kepada sebuah kota kecil dengan nama yang sama di pantai sebelah timur, yang puing-puingnya dewasa ini dikenal dengan nama Kersa (bandingkan Harvie Branscomb, hlm 89-90).


5:3 LAI TB, Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, KJV, Who had his dwelling among the tombs; and no man could bind him, no, not with chains: TR, ος την κατοικησιν ειχεν εν τοις μνημειοις και ουτε αλυσεσιν ουδεις ηδυνατο αυτον δησαιTranslit, hos tên katoikêsin eikhen en tois mnêmeiois kai oute alusesin oudeis êdunato auton dêsai

Orang ini memiliki kebiasaan untuk diam di dalam atau di antara pekuburan, sebagaimana ditunjukkan oleh bentuk waktu imperfect Yunani. Dia telah mencapai taraf yang demikian parah sehingga tidak dapat ditahan lagi oleh manusia. bahkan dengan rantai sekalipun.


Ayat 4.

Ketidak-mungkinan untuk menahan orang ini ditekankan secara dramatis dengan berbagai istilah dan bentuk waktu yang jelas. Belenggu dikenakan pada kaki. Setiap kali diikat, rantainya ia putuskan dan belenggunya ia musnahkan. Tidak ada seorang pun cukup kuat untuk menjinakkannya. Naskah Yunani menunjukkan bahwa tidak ada orang yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menjinakkan orang yang menjadi seperti binatang liar ini.


5:5 LAI TB, Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.KJV, And always, night and day, he was in the mountains, and in the tombs, crying, and cutting himself with stones.TR, και διαπαντος νυκτος και ημερας εν τοις ορεσιν και εν τοις μνημασιν ην κραζων και κατακοπτων εαυτον λιθοιςTranslit, kai diapantos nuktos kai hêmeras en tois oresin kai en tois mnêmasin ên krazôn kai katakoptôn heauton lithois

Siang malam dia terus-menerus (naskah Yunani) berteriak-teriak dengan menjerit dan memekik sambil memukuli dirinya dengan batu. Kala kerja yang terakhir ini merupakan bentuk intensif yang artinya orang ini memukuli dirinya hingga remuk.


5:7 LAI TB, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"KJV, And cried with a loud voice, and said, What have I to do with thee, Jesus, thou Son of the most high God? I adjure thee by God, that thou torment me not.TR, και κραξας φωνη μεγαλη ειπεν τι εμοι και σοι ιησου υιε του θεου του υψιστου ορκιζω σε τον θεον μη με βασανισηςTranslit, kai kraxas phônê megalê eipen ti emoi kai soi iêsou uie tou theou tou hupsistou horkizô se ton theon mê me basanisês

Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi. Suatu petunjuk yang luar biasa tentang pengetahuan yang adikodrati. Orang yang teraniaya ini mengetahui nama manusia Yesus dan keilahian-Nya, sekalipun tampaknya ia baru berjumpa Yesus pertama kali. Pengelahan tersebut merupakan bukti hahwu orang itu bukan sekadar gila: dia didiami oleh kuasa-kuasa roh jahat yang mengetahui identitas Kristus yang sesungguhnya. Jangan siksa aku. Matius 8:29 berbunyi, "Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Dan Lukas 8:31 menjadikan peristiwa ini makin jelas dengan melaporkan bahwa setan-setan itu meminta agar Kristus tidak "memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut."
Penyiksaan yang dimaksudkan oleh setan-setan ini ialah hukuman terakhir sesudah hari penghakiman: mereka memohon untuk tidak dimasukkan ke dalam jurang maut sebelum waktu tersebut.


Ayat 9.

Pertanyaan , Siapa namamu? ditujukan kepada roh jahat yang disebutkan dalam ayat 8. Roh ini juga memberi jawab di dalam Markus 5:9, 10. Sebaliknya, di dalam ayat 12 semua roh berbicara. Legion, sebuah kesatuan pasukan Roma yang terdiri dari 6.000 orang lehih. Kami banyak. Roh jahat yang satu itu merupakan juru bicara bagi banyak roh jahat lainnya yang merasuki orang itu.


Ayat 10.

Makna dari ungkapan, keluar dari daerah itu, harus dilihat di dalam acuan Lukas kepada jurang maut (8:31). Roh-roh jahat itu takul dikemhalikan ke tempat penahanan untuk tinggal tanpa wujud hingga saat penghakiman.


Ayat 12, 13.

Daripada tinggal tanpa wujud, mereka memohon agar disuruh masuk ke dalam babi-babi. Yesus mengabulkan permintaan mereka. Pertanyaan yang terus muncul berkenaan dengan bagian ini adalah mengenai kesopanan Yesus berdasarkan etika karena mengakibatkan musnahnya milik orang. Jawaban yang umum diberikan ialah bahwa orang Yahudi tidak boleh memiliki babi, dan bahwa karena itu Kristus menegur mereka sebab melanggar Taurat Musa. Tetapi karena wilayah Dekapolis didiami oleh orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, maka kita tidak memiliki kepastiun apakah pemilik babi-babi itu adalah orang Yahudi atau apakah memang itulah maksud tindakan Kristus.

Perhatikan bahwa :
    1. Yesus tidak memerintahkan roh-roh jahat itu memasuki babi-babi:
    2. Dia hanya mengizinkan mereka. Maka, Roh-roh jahat itulah , dan bukan Tuhan yang mendatangkan kehancuran.
    Kenyataan bahwa Kristus mengizinkan hal itu tidak membuat Dia bertanggung jawab, sama seperti Allah tidak bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan manusia sekalipun hal itu diizinkan oleh-Nya. Iblis yang menganiaya Ayub merupakan contoh kasus semacam itu (Ayub 1:12; 2:6,7).


Ayat 15

Maka takutlah mereka, bukan pada orang yang sembuh itu , melainkan pada kekuatan luar biasa yang sudah mcmbuat orang itu sembuh. Mereka mengetahui akan kekuatan adikodrati yang ada pada oknum Kristus, tetapi mereka tidak mengetahui akan kasih dan kemurahan-Nya yang tanpa batas.


5:17 LAI TB, Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.KJV, And they began to pray him to depart out of their coasts.TR, και ηρξαντο παρακαλειν αυτον απελθειν απο των οριων αυτωνTranslit, kai êrxanto parakalein auton apelthein apo tôn oriôn autôn

Tanpa mereka sadari. mereka menyuruh sumber berkat dan keselamatan itu meninggalkan negeri mereka. Daerah, Istilah Yunaninya berarti perbatasan, batas, dan di dalam bentuk jamak dapat berarti wilayah yang dikelilingi oleh batas-batas ini.


Ayat 18

Sementara Yesus naik ke dalam perahu, orang yang baru sembuh dari kerasukan itu tetap memohon supaya diperkenankan menyertai Dia. Hanya dia saja diantara sesama penduduk di wilayah itu yang melihat Yesus sebagai seorang yang semestinya ia kasihi dan bukan seorang yang harus ia takuti.


Ayat 19

5:19 LAI TB, Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"KJV, Howbeit Jesus suffered him not, but saith unto him, Go home to thy friends, and tell them how great things the Lord hath done for thee, and hath had compassion on thee. TR, ο δε ιησους ουκ αφηκεν αυτον αλλα λεγει αυτω υπαγε εις τον οικον σου προς τους σους και αναγγειλον αυτοις οσα σοι ο κυριος εποιησεν και ηλεησεν σεTranslit interlinear, ho de iêsous ouk aphêken auton alla legei autô hupage eis ton oikon sou pros tous sous kai anaggeilon autois hosa soi ho kurios epoiêsen kai êleêsen se

Yesus tidak memperkenankannya. Maksudnya, Yesus tidak memperbolehk an orang itu ikut. Dia malah memerintahkan orang itu untuk pergi kepada masyarakatnya sendiri dan melaporkan kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan.

Sebuah prinsip dasar melandasi perintah Krisius ini. Manusia tidak dibebask an dari belenggu sekadar supaya kebebasan dari Allah itu dapat dinikmati sendiri. tetapi juga agar ia memberikan kesaksian kepada orang lain mengenai Pelepas ilahi Ilahi itu. Di negeri di timur Danau Galilea itu tidak ada alas an yang mengkawatirkan munculnya krisis akibat popularitas yang berlebihan. Karena orang yang baru sembuh dari kerasukan itu disuruh menyiarkan pengalaman hidupnya. "Mengasihani," kata Yunani ελεεω - ELEEÔ berarti berbelas kasihan kepada seseorang.


5:20 LAI TB, Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.KJV, And he departed, and began to publish in Decapolis how great things Jesus had done for him: and all men did marvel.TR, και απηλθεν και ηρξατο κηρυσσειν εν τη δεκαπολει οσα εποιησεν αυτω ο ιησους και παντες εθαυμαζονTranslit interlinear, kai apêlthen kai êrxato kêrussein en tê dekapolei osa epoiêsen autô o iêsous kai pantes ethaumazon



Image
Di daerah Dekapolis. Wilayah ini ada di bagian tenggara Danau Galilea dimana terdapat sepuluh kota (δεκαπολις - DEKAPOLIS, δεκα - DEKA, sepuluh; πολις - POLIS, kota) yang memiliki tata pemerintahan dan kebudayaan bersifat Yunani.


Sumber:
The Wycliffe Commentary, Gandum Mas, 2001, hlm 154-156.

Studi Alkitab: Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa/ Gadara (Markus 5:1-20)

Studi Alkitab: Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa/ Gadara (Markus 5:1-20)

Minggu, 02 September 2012


Lectio Divina

Pendahuluan

Saya mempunyai seorang sahabat baik yang saya kenal sejak saya SMA kelas 2. Kami masih berhubungan dengan sangat baik sampai sekarang, bahkan seperti saudara sendiri. Usia persahabatan kami bahkan lebih panjang daripada usia kami saat pertama kali bertemu. Banyak sekali suka duka dalam persahabatan kami, namun satu hal yang kami akui, hal itu dimulai dengan saling mendengarkan satu sama lain. Ya, “mendengarkan” merupakan awal yang penting dalam membina persahabatan. Ini adalah suatu permenungan juga dalam hubungan kita dengan Tuhan. Jika sungguh kita ingin mengalami persahabatan yang erat dengan Allah, maka pertanyaannya adalah: sudah cukupkah kita menyediakan waktu untuk mendengarkan Dia?

Lectio Divina, apakah itu?

Tradisi Gereja Katolik mengenal apa yang disebut sebagai “lectio divina” untuk membantu kita umat beriman untuk sampai kepada persahabatan yang mendalam dengan Tuhan. Caranya ialah dengan mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita melalui sabda-Nya. “Lectio” sendiri adalah kata Latin yang artinya “bacaan”.[1] Maka “lectio divina” berarti bacaan ilahi atau bacaan rohani. Bacaan ilahi/ rohani ini terutama diperoleh dari Kitab Suci. Maka memang, lectio divina adalah cara berdoa dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci untuk mencapai persatuan dengan Tuhan Allah Tritunggal. Di samping itu, dengan berdoa sambil merenungkan Sabda-Nya, kita dapat semakin memahami dan meresapkan Sabda Tuhan dan misteri kasih Allah yang dinyatakan melalui Kristus Putera-Nya. Melalui Lectio divina, kita diajak untuk membaca, merenungkan, mendengarkan, dan akhirnya berdoa ataupun menyanyikan pujian yang berdasarkan sabda Tuhan, di dalam hati kita. Penghayatan sabda Tuhan ini akan membawa kita kepada kesadaran akan kehadiran Allah yang membimbing kita dalam segala kegiatan kita sepanjang hari. Jika kita rajin dan tekun melaksanakannya, kita akan mengalami eratnya persahabatan kita dengan Allah. Suatu pengalaman yang begitu indah tak terlukiskan!

Empat hal dalam proses Lectio Divina

Meskipun terjemahan bebas dari kata lectio adalah bacaan, proses yang terjadi dalam Lectio divina bukan hanya sekedar membaca. Proses lectio divina ini menyangkut empat hal, yaitu: lectio, meditatio, oratio dan contemplatio.[2].
1. Lectio
Membaca di sini bukan sekedar membaca tulisan, melainkan juga membuka keseluruhan diri kita terhadap Sabda yang menyelamatkan. Kita membiarkan Kristus, Sang Sabda, untuk berbicara kepada kita, dan menguatkan kita, sebab maksud kita membaca bukan sekedar untuk pengetahuan tetapi untuk perubahan dan perbaikan diri kita. Maka saat kita sudah menentukan bacaan yang akan kita renungkan (misalnya bacaan Injil hari itu, atau bacaan dari Ibadat Harian), kita dapat membacanya dengan kesadaran bahwa ayat-ayat tersebut sungguh ditujukan oleh Tuhan kepada kita.
2. Meditatio
Meditatio adalah pengulangan dari kata-kata ataupun frasa dari perikop yang kita baca, yang menarik perhatian kita. Ini bukan pelatihan pemikiran intelektual di mana kita menelaah teksnya, tetapi kita menyerahkan diri kita kepada pimpinan Allah, pada saat kita mengulangi dan merenungkan kata-kata atau frasa tersebut di dalam hati. Dengan pengulangan tersebut, Sabda itu akan menembus batin kita sampai kita dapat menjadi satu dengan teks itu. Kita mengingatnya sebagai sapaan Allah kepada kita.
3. Oratio
Doa adalah tanggapan hati kita terhadap sapaan Tuhan. Setelah dipenuhi oleh Sabda yang menyelamatkan, maka kita memberi tanggapan. Maka seperti kata St. Cyprian, “Melalui Kitab Suci, Tuhan berbicara kepada kita, dan melalui doa kita berbicara kepada Tuhan.” Maka dalam lectio divina ini, kita mengalami komunikasi dua arah, sebab kita berdoa dengan merenungkan Sabda-Nya, dan kemudian kita menanggapinya, baik dengan ungkapan syukur, jika kita menemukan pertolongan dan peneguhan; pertobatan, jika kita menemukan teguran; ataupun pujian kepada Tuhan, jika kita menemukan pernyataan kebaikan dan kebesaran-Nya.
4. Contemplatio
Saat kita dengan setia melakukan tahapan-tahapan ini, akan ada saatnya kita mengalami kedekatan dengan Allah, di mana kita berada dalam hadirat Allah yang memang selalu hadir dalam hidup kita. Kesadaran kontemplatif akan kehadiran Allah yang tak terputus ini adalah sebuah karunia dari Tuhan. Ini bukan hasil dari usaha kita ataupun penghargaan atas usaha kita. St. Teresa menggambarkan keadaan ini sebagai  doa persatuan dengan Allah/ prayer of union di mana kita “memberikan diri kita secara total kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya kehendak kita kepada kehendak-Nya.”[3]
Ke-empat fase ini membuat kelengkapan lectio divina. Jika lectio diumpamakan sebagai fase perkenalan, maka meditatio adalah pertemanan, oratio persahabatan dan contemplatio sebagai persatuan.

Bagaimana caranya memulai Lectio Divina

Karena maksud dari lectio divina adalah untuk menerapkan Sabda Allah dalam kehidupan kita, dan dengan demikian hidup kita diubah dan dipimpin olehnya, maka langkah-langkah lectio divina adalah sebagai berikut:
1. Ambillah sikap doa, bawalah diri kita dalam hadirat Allah. Resapkanlah kehadiran Tuhan di dalam hati kita. Mohonlah agar Tuhan sendiri memimpin dan mengubah hidup kita melalui bacaan Kitab Suci hari itu.
2. Mohonlah kepada Roh Kudus untuk membantu kita memahami perikop itu dengan pengertian yang benar.
3. Bacalah perikop Kitab Suci tersebut secara perlahan dan dengan seksama, jika mungkin ulangi lagi sampai beberapa kali.
4. Renungkan untuk beberapa menit, akan satu kata atau ayat atau hal-hal yang disampaikan dalam perikop tersebut dan tanyakanlah kepada diri kita sendiri, “Apakah yang diajarkan oleh Allah melalui perikop ini kepadaku?”
5. Tutuplah doa dengan satu atau lebih resolusi/keputusan praktis yang akan kita lakukan, dengan menerapkan pokok-pokok ajaran yang disampaikan dalam perikop tersebut di dalam hidup dan keadaan kita sekarang ini.

Berdoa Ibadat Harian/ Liturgy of the Hour

Tradisi Gereja Katolik juga mengenal adanya doa “Ibadat Harian/Liturgy of the hour/ Divine office“, yaitu doa yang pada awalnya didoakan oleh para biarawan/ biarawati. Doa ini secara lengkapnya terdiri dari doa pagi, dan doa sore, doa tengah hari, doa menjelang tengah hari, doa sesudah tengah hari, dan doa malam; serta bacaan dan renungan hari itu (Office of the Reading). Setelah Konsili Vatikan ke II, Ibadat Harian ini dianjurkan juga bagi para awam, terutama doa pagi (Laudes/ Morning prayer) dan doa sore (Vesper/Evening prayer).[4].
Pendarasan doa Ibadat Harian ini mempunyai makna yang sangat dalam, yang jika didoakan bersama-sama dengan imam, dapat merupakan suara Gereja, sebagai Mempelai Kristus kepada Kristus, atau bahkan juga doa kita sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus dengan kesatuan dengan Kristus sebagai Kepalanya, kepada Allah Bapa.[5]
Begitu indahnya doa Ibadat Harian ini, doa ini terdiri dari kutipan-kutipan mazmur yang kemudian diikuti oleh perikop singkat dari Kitab Suci. Selanjutnya baru diikuti oleh Kidung Zakaria (untuk doa pagi) atau Kidung Magnificat (untuk doa sore) dan baru kemudian doa-doa permohonan, dan diakhiri oleh doa Bapa Kami dan doa penutup. Selanjutnya silakan klik di sini untuk memperoleh keterangan lebih lanjut tentang doa Ibadat Harian/ “Liturgy of the Hour” ini.

Contoh merenungkan Alkitab dengan Lectio divina

Mari kita melihat bacaan Injil kemarin, Kamis 13 Agustus 2009, yang diambil dari Mat 18:21-19:2. Di dalam perikop tersebut diceritakan perumpamaan tentang pengampunan. Pada saat kita merenungkan perikop ini, maka kita dapat bertanya pada diri sendiri, apakah yang Tuhan inginkan agar kita terapkan dalam kehidupan kita sehari hari?
Maka kita bisa membayangkan salah satu tokoh dalam perikop itu, misalnya, kita menjadi hamba itu yang berhutang sepuluh ribu talenta. Namun oleh belas kasihan raja [yaitu Tuhan], maka hutang hamba itu dihapuskan. Namun kemudian kita berjumpa dengan orang yang telah menyakiti hati kita, dan kita merasa sulit untuk mengampuni. Dengan demikian, kita bersikap seperti hamba itu, yang walaupun sudah diampuni dan dihapuskan hutangnya, namun tidak dapat/ sukar mengampuni orang lain. Mari dengan jujur melihat, apakah kita pun pernah atau sering bersikap seperti hamba yang tidak berbelas kasihan ini?  Siapakah kiranya orang yang Tuhan inginkan agar kita ampuni? Tanyakanlah kepada Tuhan dalam hati, “Tuhan, tunjukkanlah kepadaku, adakah aku pernah bersikap demikian? Siapakah yang harus kuampuni…?
Sambil terus merenungkan ayat demi ayat dalam perikop tersebut, bercakap-cakaplah dengan Tuhan dalam keheningan batin. Mungkin Tuhan ingin mengingatkan kita akan ayat ini, “Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti Aku telah mengasihani engkau?” (Mat 18:33). Jika ayat itu yang sungguh berbicara pada kita hari ini, maka kita mengingatnya dan mengulanginya kembali dalam hati, sebagai perkataan Tuhan yang ditujukan kepada kita. Dan semakin kita merenungkannya, semakin hiduplah perkataan itu di batin kita, dan bahkan kita dapat mendapat dorongan untuk menerapkannya.
Atau jika pada saat ini kita masih terluka atas perlakuan seseorang kepada kita, maka, kitapun dapat membawanya ke hadapan Kristus. Kita dapat pula menyatakan kepada-Nya, betapa kita ingin mengampuni, namun rasa sakit masih begitu mendalam dan nyata dalam hati kita. Maka, mungkin ayat yang berbicara adalah beberapa ayat sesudahnya yang berkata, “Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Iapun menyembuhkan mereka di sana.” (Mat 19:2). Kita dapat membayangkan bahwa kita berada di antara orang yang berbondong-bondong itu, dan memohon agar Ia menyembuhkan luka-luka batin kita. Biarlah ayat Mat 19:2 meresap dalam hati kita, dan kita ulangi berkali-kali sepanjang hari, “…. dan Tuhan Yesus-pun menyembuhkan luka-luka batinku di sana.” Biarkan jamahan Tuhan yang menyembuhkan banyak orang pada 2000 tahun yang lalu menyembuhkan kita juga pada saat ini. Dengan kita mengalami kesembuhan batin, maka sedikit demi sedikit Tuhan membantu kita untuk mengampuni, sebab kekuatan kasih-Nya memampukan kita melakukan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita sebagai manusia.
Memang, pada akhirnya, lectio divina ini tidak akan banyak berguna jika kita berhenti pada meditatio/ permenungan, tapi tanpa langkah selanjutnya. Kita harus menanggapi apa yang Tuhan sampaikan lewat sabda-Nya, dan membuat keputusan tentang apakah yang akan kita lakukan selanjutnya, setelah menerima pengajaran-Nya. Maka langkah berikut, kita dapat mengadakan percakapan/ oratio yang akrab dengan Tuhan Yesus, entah berupa ucapan syukur, pertobatan, atau permohonan, yang semua dilakukan atas dasar kesadaran kita akan besarnya kasih Tuhan kepada kita.
Kesadaran akan kasih Kristus inilah yang sedikit demi sedikit mengubah kita, dan mendorong kita untuk juga memperbaiki diri, supaya dapat mengikuti teladan-Nya untuk hidup mengasihi orang-orang di sekitar kita, terutama anggota keluarga kita sendiri: suami, istri, orang tua, dan anak-anak. Kasih-Nya ini pula yang membangkitkan di dalam hati kita rasa syukur, atas pengampunan dan pertolongan-Nya pada kita. Dengan memandang kepada Yesus, kita dapat melihat dengan jujur ke dalam diri kita sendiri, untuk menemukan hal-hal yang masih harus kita perbaiki, agar kita dapat hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai murid- murid-Nya.
Jika melalui lectio divina akhirnya kita mampu mengalahkan kehendak diri sendiri untuk mengikuti kehendak Allah, maka  kita perlu sungguh bersyukur. Sebab sesungguhnya, ini adalah karya Roh Kudus yang nyata dalam hidup kita. Perubahan hati, atau pertobatan terus menerus yang menghantar kita lebih dekat kepada Tuhan dengan sendirinya mempersiapkan kita untuk bersatu dengan-Nya dalam contemplatio. Dalam contemplatio ini, hanya ada Allah saja di dalam hati dan pikiran kita. Kerajaan-Nya memenuhi hati kita, sehingga kehendak-Nya sepenuhnya menjadi kehendak kita. “Jadilah padaku ya Tuhan, menurut kehendak-Mu….” Dan dalam keheningan dan kedalaman batin kita masuk dalam persatuan dengan Dia.
Jika arti doa yang sesungguhnya adalah “turun dengan pikiran kita menuju ke dalam hati, dan di sana kita berdiri di hadapan wajah Tuhan, yang selalu hadir, selalu memandang kita, di dalam diri kita.”[6], maka contemplatio adalah puncak doa. Ini adalah saat di mana kita memandang Yesus dengan pandangan iman: “Aku memandang Dia dan Dia memandangku.”[7] Pandangan kepada Yesus ini adalah suatu bentuk penyangkalan diri, di mana kita tidak lagi menghendaki sesuatu yang lain daripada kehendak Allah. Dengan pandangan ini kita mempercayakan seluruh diri kita ke dalam tangan-Nya, dan kita semakin terdorong untuk mengasihi dan mengikuti Dia yang terlebih dahulu mengasihi kita.

Apa buah-buah dari Lectio divina?

Buah-buah dari Lectio divina adalah Compassio dan Operatio.[8]. Dengan persatuan kita dengan Tuhan, maka kita membuka diri juga untuk lebih memperhatikan dan mengasihi sesama dan ciptaan Tuhan yang lain. Kita juga didorong untuk melakukan tindakan nyata untuk membantu sesama yang membutuhkan pertolongan, ataupun untuk selalu mengusahakan perdamaian dengan semua orang. Dengan demikian perbuatan kita menjadi kesatuan dengan doa kita, atau dengan perkataan lain kita memiliki perpaduan sikap Maria dan Martha (lih. Luk 10:38-42).

Mari, memulai perjalanan iman dengan Lectio divina

Jika kita membaca pengalaman para orang kudus, kita mengetahui bahwa banyak dari mereka menerapkan lectio divina dalam kehidupan rohani mereka. Diakui bahwa perjalanan menuju contemplatio bukan sesuatu yang mudah, karena memerlukan disiplin dan kesetiaan kita untuk menyediakan waktu untuk berdoa. Namun demikian, sesungguhnya setiap orang dapat mulai menerapkan lectio divina ini dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang keliru jika berpikir bahwa membaca dan merenungkan Alkitab secara pribadi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang tingkat pendidikan yang tinggi tentang Alkitab. Kenyataannya, sebagian besar perikop Kitab Suci tidak sulit di-interpretasikan. Bahkan perikop yang mengandung ayat yang sulit sekalipun, akan tetap berguna untuk direnungkan. Maka sesungguhnya, tidak ada alasan bagi kita untuk malas membaca dan merenungkan Kitab Suci. Kita dapat menggunakan ayat-ayat Kitab Suci untuk berdoa dan untuk menjadi penuntun sikap kita sehari-hari. Membaca atau menghafalkan ayat- ayat Alkitab adalah sesuatu yang baik, tetapi alangkah lebih baik jika kita meresapkannya dan membiarkan hidup kita terus menerus diubah olehnya. Tentu, ke arah yang lebih baik, agar kita semakin dapat mengikuti teladan Kristus Tuhan kita.
“O, Tuhan Yesus, tambahkanlah di dalam hatiku, kasih kepada-Mu; sehingga aku dapat setia menginginkan persahabatan dengan Engkau melalui doa dan Sabda.”

CATATAN KAKI:
  1. Lih. M. Basil Pennington, Lectio Divina, (New York: A Crossroad Book, 1998), p. 1 []
  2. Lih. Ibid., p. 57, 88 []
  3. St. Teresa of Avila, The Way of Perfection, text prepared by Kieran Kavanaugh, OCD, Washington DC: ICS Publication, 2000), p. 358. []
  4. lih. Sacrosanctum Concilium, 87, 89 []
  5. lih. Sacrosanctum Concilium, 84 []
  6. Henri J.M. Nouwen, The Way of the Heart, (New York: Ballantine Books, 1991), p.59 []
  7. KGK 2715 []
  8. lih. M. Basil Pennington, Lectio Divina, Ibid., p. 89 []