Powered By Blogger

Jumat, 31 Agustus 2012

Pendalaman Kitab Suci Model Lectio Divina

Salah satu tradisi lama dalam model membaca kitab suci adalah model Lectio Divina. Terjemahan bebas dari kata lectio divina adalah bacaan rohani. Langkah-langkah lengkap membaca kitab suci model lectio divina adalah: Lectio, Meditatio, Contemplatio, dan Oratio.
1. Lectio.
Lectio adalah kata benda, berasal dari kata kerja legere (Latin) yang bisa berarti antara lain: mengumpulkan, menggulung, mengutip, memilih, meninjau, membaca, dan membacakan, menyampaikan ceramah. Kata benda lectio menunjukkan proses kegiatan seperti itu, pilihan, bacaan atau pembacaan. Kegiatan seperti itu membutuhkan keterampilan dan kemampuan tertentu. Dalam usaha ini, pikiran memiliki peran yang paling utama. Rumusan dan bentuknya diperhatikan untuk dimengerti. Susunan kalimat, adegan, kosa kata mempunyai makna di dalam  rangkaiannya.
2. Meditatio.
Mengulang-mendaras-mengunyah. Kata meditatio juga berasal dari bahasa Latin. Kata kerjanya adalah meditari. Meditari berarti merenungkan secara mendalam, mempersiapkan, mempelajari, dan melatih diri. Kata benda meditatio menunjukkan proses usaha permenungan, persiapan, latihan, dan mempertimbangkan segala sisi dengan cermat. Biasanya kegiatan ini berjalan sambil mengulang, mendaraskan berkali-kali. Kegiatan ini sering dilukiskan sebagai kegiatan binatang memamah biak yang mengunyah kembali apa yang sudah disantap agar menjadi bagian dalam kehidupannya. Dalam usaha ini yang berperan utama adalah mulut, telinga, dan pikiran. Mulut untuk menyerukan, telinga untuk mendengar, dan pikiran untuk memahami. Bisa diteguhkan dengan mata yang membaca teliti, hati yang merasakan, dan kebatinan yang menerawang kedalaman pengalaman itu. Caranya dengan mengulang-ulang, bisa satu kata, satu kalimat, satu perikop yang mengesankan, agar apa yang mengesankan atau menarik itu sungguh meresap dalam batin dan memperkaya pengalaman hidup pribadi.
3. Contemplatio.
Membayangkan-melibatkan diri. Istilah contemplatio berasal dari kata kerja contemplari. Arti kata contemplari adalah memandang, dalam bahasa Jawa njinggleng, dengan perhatian penuh, terpusat pada keseluruhannya karena orang merasa terpesona pada apa yang sedang dilihat. Kata bendanya lalu menunjukkan kegiatan melihat dengan penuh konsentrasi, terlibat secara penuh. Mungkin bisa dibandingkan dengan bila orang melihat sepak bola dengan penuh minat, akhirnya orang juga tergerak untuk menyepak bola atau bila orang menontoh bulu tangkis ikut bergeleng kepala ke kiri atau ke kanan mengikuti gerakan bola. Yang berperan dalam usaha ini adalah fantasi, imaginasi, terutama konsentrasi. Seluruh kekuatan pribadi dimanfaatkan untuk melibatkan diri. Orang membiarkan segala indra bekerja untuk menumbuhkan gambaran. Mata, telinga, peraba, semuanya perlu diaktifkan.
4. Oratio.
Doa, hubungan pribadi dengan Allah, hadir di hadirat Allah. Kata kerja orare berasal dari kata benda oratio. Orare mempunyai arti macam-macam, di antaranya berbicara seperti dalam ceramah, membela seperti dalam pengadilan, memohon dan dalam konteks religius berarti berdoa. Kata benda oratio menekankan kegiatan bicara yang kerap kali resmi sifatnya. Kata orasi yang di zaman reformasi ini sempat mencuat dalam demonstrasi berarti pidato dengan bersemangat, membela kepentingan bersama. Ada unsur resmi dan mendesak dalam kegiatan tersebut. Dalam usaha religius ini, yang berperan adalah iman. Mata hati yang melihat karya Allah yang memperhatikan manusia, menumbuhkan mutu kehidupan dan penghargaan kepadanya. Usaha menjalin hubungan pribadi dengan Allah secara tulus ini perlu. Dengan resmi dan tulus seseorang menyampaikan kepada Allah apa yang diperhatikannya secara pribadi.
(Disarikan dari: Membaca Kitab Suci Lectio Divina, St. Darmawijaya PR, Kanisius, 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar