Powered By Blogger

Jumat, 31 Agustus 2012

Kerangka Pertemuan Pendalaman Kitab Suci BKSN 2012

Selama Bulan Kitab Suci 2012 ini kita akan mendalami Kitab Suci dengan mempergunakan metode Lectio Divina. Untuk memahami tentang Lectio Divina, baiklah kita lebih dulu mengingat kembali apa itu doa. Ketika orang berdoa, ia berkomunikasi dengan Allah. Komunikasi yang dimaksudkan bukanlah komunikasi satu arah, dalam arti hanya satu pihak yang berbicara, melainkan komunikasi dua arah (dialog). Doa merupakan dialog antara Allah dengan kita. Ketika Allah bersabda, kita mendengarkan lalu kita menyampaikan tanggapan terhadap Sabda Allah itu. Sabda yang telah didengarkan itulah yang dibawa ke dalam kehidupan untuk dilaksanakan.
Doa sebagai dialog ini dapat dilaksanakan dalam Lectio Divina, yaitu pembacaan Kitab Suci yang direnungkan dengan tujuan:
  • Berdoa dari Kitab Suci.
  • Hidup dari Sabda Allah.
Allah bersabda ketika kita membaca Al Kitab (Lectio) dan kita mendengarkan lalu merenungkan untuk memahaminya (Meditatio). Selanjutnya kita menyampaikan tanggapan dalam doa (Oratio). Sabda Allah yang kita dengarkan itu selalu kita ingat setiap saat dalam kehidupan kita (Contemplatio)  dan kita jalankan dalam kehidupan nyata (Actio).
    1. Lectio. Pada tahap Lectio ini kita membaca teks untuk memahami apa yang dikatakan oleh teks. Dalam Kelompok Kitab Suci tahap ini dapat dilakukan demikian: Pemandu membacakan dan memberi penjelasan atau berdiskusi untuk memahami isi teks.
    2. Meditatio.Pada tahap meditatio, kita berusaha menemukan arti teks dan menerapkannya pada diri sendiri. Dalam Kelompok Kitab Suci, para peserta diajak masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam untuk:
      • Membayangkan peristiwa yang diceritakan atau mengingat kembali teks.
      • Mencari: “Pesan apa yang saya pelajari dari Sabda yang baru direnungkan.”
      • Apa peran pesan itu bagi saya: mengingatkan, menegur, menguatkan, menghibur?
      Kemudian para peserta diminta untuk membuka mata lalu menuliskan pesan yang baru direnungkan dan membagikan kepada peserta lain tentang pesan yang direnungkannya, dengan membacakan apa yang sudah ditulisnya. Contoh (Orang Samaria yang murah hati):
      • Dari perumpamaan ini saya melihat orang Samaria sebagai teladan dalam menolong: ia mau menolong mulai dari melihat, tergerak hatinya, dan melakukan pertolongan.
      • Melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus mengingatkan saya  karena selama ini hanya melihat dan tergerak oleh belas kasihan, tetapi jarang mau memberikan pertolongan.
    3. Oratio. Pada tahap ini, kita menyampaikan doa yang digerakkan dan diilhami oleh Sabda. Doa ini merupakan tanggapan kita atas Sabda yang baru kita dengarkan, bisa berupa pujian, syukur, permohonan, dan sebagainya. Dalam Kelompok Kitab Suci, perserta diajak untuk mempersiapkan doa secara tertulis. Contoh (bacaan tentang Orang Samaria yang murah hati):
      • Allah Bapa mahapengasih, anugerahkanlah belas kasih dalam diri kami agar mampu memberikan pertolongan yang nyata kepada sesama yang mengalami kesulitan.
      • Kemudian satu demi satu, peserta diminta untuk membacakan doa yang telah dituliskan. Rangkaian doa ditutup dengan doa “Bapa Kami.”
    4. Contemplatio. Contemplatio merupakan sikap hidup di hadirat Allah. Kita menjalani kehidupan sambil memandang Allah dan selalu menyadari bahwa Allah itu sealu kita ingat dalam kehidupan kita.
    5. Actio. Actio merupakan tindakan nyata untuk melaksanakan Sabda Allah yang didengarkan. Dengan demikian, kehendak Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci terlaksana dalam kehidupan kita.
Catatan:
Karena yang penting adalah bersama-sama membaca dan merenungkan teks-teks suci, jumlah peserta yang ideal adalah yang memungkinkan semua peserta terlibat (membaca, merenung, bertanya, atau berpendapat), yakni antara 5-10 orang. Jadi jika yang datang dalam Pendalaman Kitab Suci di lingkungan hanya sedikit, jangan berkecil hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar